Dengan mengonsumsi sembarang obat kuat tersebut tanpa mengetahui efek samping yang ditimbulkan pada kesehatan jelas sekali dapat membahayakan keselamatan jiwa. Diperlukan konsultasi khusus kepada ahli kesehatan yang berkompetensi.
Sayangnya, masih sedikit pria yang memiliki cara berfikir tepat untuk mengatasi masalah disfungsi seksualnya. Pun semakin didukung pula maraknya iklan obat kuat yang beredar diberbagai media massa yang memiliki muatan komunikasi yang menyesatkan.
Sesungguhnya setiap kasus disfungsi seksual memiliki karakteristik penyembuhan tersendiri tergantung dari berbagai faktor, diantaranya kondisi penderita. Umumnya kasus disfungsi seksual yang banyak mengemuka pada kaum pria adalah ejakulasi dini dan disfungsi ereksi.
Zat Erektogenik
Hal ini terpicu dari resminya beredar zat sildenafil citrate pada tahun tersebut. Sildenafil citrate adalah salah satu zat yang berdasar penelitian intensif diakui secara internasional bermanfaat sebagai zat erektogenik atau dalam arti lain bersifat memperbaiki proses ereksi.
Disamping zat sildenafil citrate, terdapat pula zat erektogenik lainnya yang juga diakui dunia internasional adalah vardenafil dan tadafil. Yang terakhir, udenafil. Namun berbeda dengan zat erektogenik yang disebutkan sebelumnya, udenafil walau telah beredar di beberapa negara, masih belum mendapat persetujuan izin beredar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat / Food and Drug Administration (FDA).
Akhir-akhir ini zat-zat erektogenik tersebut justru banyak ditemukan dalam kandungan produk obat herbal yang beredar bebas di pasaran. Padahal, pemakaian zat erektogenik wajib berdasarkan resep dokter. Akibat bebasnya beredarnya obat herbal atau jamu obat kuat yang memiliki kandungan zat erektogenik tanpa resep dokter tersebut, terciptalah persepsi baru pengartian jamu-jamu tersebut sebagai obat erektogenik, acapkali sebagai penghambat ejakulasi atau peningkat dorongan seksual.
Persepsi masyarakat semakin tesesatkan ketika kian banyaknya iklan obat kuat yang mengklaim dapat meningkatkan stamina pria beredar di berbagai media massa dengan menyebut obat herbal atau tradisional. Hingga terciptalah mitos pada obat kuat herbal yang memiliki kekuatan yang mampu ‘menolong’ persoalan disfungsi seksual pada pria secara praktis. Hingga tidak sedikit dari sebagian masyarakat selama ini banyak mengonsumsi obat herbal dengan asumsi kandungan herbal alami, harganya murah, serta keengganan berkonsultasi ke dokter.
Penting untuk diketahui, untuk mengonsumsi zat erektogenik haruslah disesuaikan dengan kondisi tubuh penderita guna memperkecil efek samping. Dimana dalam hal ini pihak yang berkompetensi penuh dalam menentukan status kesehatan seseorang ialah para pelaku kesehatan atau dokter pada khususnya. Karena zat kimiawi tersebut merupakan zat yang berbahaya untuk dikonsumsi dalam dosis tertentu.
Diantara zat erektogenik yang disebutkan diatas, tadafil, jika terkonsumsi dengan dosis tertentu secara berkala dapat menyebabkan gejala nyeri otot, pusing, sakit kepala, mual, diare, hidung tersumbat, hingga hilangnya potensi seks secara permanen.
Bahkan pada orang yang memiliki penyakit jantung, maka efek dari konsumsi bahan kimia obat keras tersebut bisa sangat fatal yakni kematian.
Obat Kuat Herbal Bermasalah
Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) telah membatalkan nomor registrasi serta menarik dari pasaran puluhan suplemen stamina pria dan obat tradisional lainnya terkait dengan maraknya obat tradisional dan suplemen makanan yang mengandung bahan kimia obat keras berupa sildenafil sitrat dan tadalafil, yang notabene bahan kimia obat tersebut tidak boleh dicampurkan ke dalam obat tradisional dan suplemen makanan.
Walau pembatalan nomor registrasi tersebut sudah dilakukan sejak 15 November 2008 lalu, peredaran obat tradisional dan suplemen makanan yang mengandung bahan kimia obat keras tersebut masih banyak ditemukan di pasaran.
Hal tersebut mengemuka ketika petugas Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Jakarta Timur merazia 29 toko penjual obat kuat yang tersebar di Jalan Dewi Sartika, Otista Raya, dan Cassablanca, Rabu, 23 Desember 2008 lalu. Para pihak otoriter mengklaim telah menyita ratusan butir obat kuat dari berbagai merek.
Berikut adalah daftar dari produk yang diakui oleh pihak BPOM memiliki kandungan zat kimia berbahaya bagi tubuh manusia. Lima di antaranya merupakan obat tradisional import, 14 lainnya obat tradisional, 1 suplemen makanan impor serta 2 suplemen makanan lokal.
No. | Nama Produk | Kandungan Zat Erektogenik |
1 | Blue Moon | Tadafil |
2 | Caligula Kapsul | Sildenafil citrate |
3 | Cobra X Kapsul | Sildenafil citrate |
4 | Hwang Di Shen Dan | Sildenafil citrate |
5 | Kuat Tahan Lama Serbuk | Sildenafil citrate |
6 | Lak Gao | Sildenafil citrate |
7 | Lavaria | Sildenafil citrate |
8 | Maca Gold | Sildenafil citrate |
9 | Manovel | Tadafil |
10 | Okura | Sildenafil citrate |
11 | Otot Madu | Sildenafil citrate |
12 | Rama Stamina | Sildenafil citrate |
13 | Sanomale | Tadafil |
14 | Sari Madu Kapsul | Sildenafil citrate |
15 | Stanson | Sildenafil citrate & Tadafil |
16 | Sunny Zang Wang Xiong Ying Dan Pil | Sildenafil citrate |
17 | Sunny Zang Wang Xiong Ying Dan Kapsul | Sildenafil citrate |
18 | Teraza | Sildenafil citrate |
19 | Top One Kapsul | Sildenafil citrate |
20 | Tripoten | Tadafil |
21 | Urat Perkasa Kapsul | Sildenafil citrate |
22 | Zu-Mex | Tadafil |
Sumber: BPOM |
Solusi Sehat
Dalam penanganan disfungsi seksual, sudah seharusnya penderita mengonsultasikan kepada dokter terkait yang berkompetensi. Dengan adanya proses konsultasi, hasil diagnosa akan mengetahui persis tipe disfungsi seksual penderita dan metode pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi pasien. Lebih utama lagi, pasien lebih mendapatkan penanganan yang lebih layak dengan adanya pengawasan dari dokter terkait.
Tidak hanya itu, guna mencegah hal bebas beredarnya obat yang mengandung zat kimia berbahaya dibutuhkan juga kepatuhan produsen akan komposisi dan etika promosi. Tidak ketinggalan peran dari media massa yang tidak menutup kemungkinan sebagai filterisasi pemberitaan informasi maupun iklan promosi yang akan dikonsumsi kepada masyarakat.
Sumber : http://www.klikdokter.com
0 komentar:
Posting Komentar